Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Sabtu, 05 September 2015

Tugas Paper

Selanjutna yaitu ada tugas paper.

Tugas ini berfungsi utk ltihan membuat paper untuk kuliah.

LAMPU TANPA LISTRIK

PAPER


Fakultas/Program Studi
MIPA/Informatika






Oleh :
Dwiko Satriyo Utomo Yudho Sugondo
M0515008

FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Lampu merupakan barang yang sangat penting di kehidupan masyarakat. Lampu memberi penerangan cahaya yang memiliki banyak kegunaan. Lampu melewati banyak perkembangan hingga saat ini.

Pengembangan lampu pijar sudah dimulai pada awal abad XIX. Sejarah lampu pijar dapat dikatakan telah dimulai dengan ditemukannya tumpukan volta oleh Alessandro Volta. Pada tahun 1802, Sir Humphry Davy menunjukkan bahwa arus listrik dapat memanaskan seuntai logam tipis hingga menyala putih. Lalu, pada tahun 1820, Warren De la Rue merancang sebuah lampu dengan cara menempatkan sebuah kumparan logam mulia platina di dalam sebuah tabung lalu mengalirkan arus listrik melaluinya. Hanya saja, harga logam platina yang sangat tinggi menghalangi pendayagunaan penemuan ini lebih lanjut. Elemen karbon juga sempat digunakan, namun karbon dengan cepat dapat teroksidasi di udara; oleh karena itu, jawabannya adalah dengan menempatkan elemen dalam vakum.

Pada tahun 1870-an, seorang penemu bernama Thomas Alva Edison dari Menlo Park, negara bagian New Jersey, Amerika Serikat, mulai ikut serta dalam usaha merancang lampu pijar. Dengan menggunakan elemen platina, Edison mendapatkan paten pertamanya pada bulan April 1879. Rancangan ini relatif tidak praktis namun Edison tetap berusaha mencari elemen lain yang dapat dipanaskan secara ekonomis dan efisien. Pada tahun yang sama, Sir Joseph Wilson Swan juga menciptakan lampu pijar yang dapat bertahan selama 13,5 jam. Sebagian besar filamen lampu pijar yang diciptakan pada saat itu putus dalam waktu yang sangat singkat sehingga tidak berarti secara komersial. Untuk menyelesaikan masalah ini, Edison kembali mencoba menggunakan untaian karbon yang ditempatkan dalam bola lampu hampa udara hingga pada tanggal 19 Oktober 1879 dia berhasil menyalakan lampu yang mampu bertahan selama 40 jam.

Pada dasarnya filamen pada sebuah lampu pijar adalah sebuah resistor. Saat dialiri arus listrik, filamen tersebut menjadi sangat panas, berkisar antara 2800 derajat Kelvin hingga maksimum 3700 derajat Kelvin. Ini menyebabkan warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu pijar biasanya berwarna kuning kemerahan. Pada temperatur yang sangat tinggi itulah filamen mulai menghasilkan cahaya pada panjang gelombang yang kasatmata. Hal ini sejalan dengan teori radiasi benda hitam.
Penulis ingin membuat lampu yang bisa menyala tanpa listrik, hal ini didasari karena borosnya pemakaian listrik yang digunakan pada lampu. Dan juga untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

B.     Tujuan
·         Untuk Mengetahui Agar Lampu dapat Menyala tanpa Listrik
·         Untuk Mengetahui Manfaat dari Lampu Tanpa Listrik























BAB 2
LAMPU TANPA LISTRIK
A.    Lampu Pijar
Lampu pijar menghasilkan cahaya dengan melewatkan arus listrik pada kawat filament yang terbuat dari bahan Tungsten hingga panas dan berpijar. Filament yang panas itu dicegah dari penguapan (oxydation) dengan menggunakan gas Argon (97%) dan Nitrogen (3%) dalam pelindung kaca tertutup.Gas lain yang digunakan antara lain Krypton, Xenon dan Halogen.

Penggunaan gas Halogen yang mengandung Iodine atau Bromine dapat menghasilkan siklus Halogen yang memungkinan Tungsten yang menguap kembali ke filament. Dengan demikian lampu Halogen dapat lebih panjang umurnya, lebih panas yang akhirnya menghasilkan cahaya lebih terang.

Karena cara kerjanya yang melewatkan arus listrik di sepanjang kawat filamen hingga panas dan berpijar, maka banyak arus listrik yang terbuang menjadi panas. Efisiensi lampu pijar hanya 10%, maksudnya hanya 10 % arus listrik yang berubah menjadi cahaya dan 90% akan berubah menjadi energi panas. Karena ketidatidak eisiennya, maka banyak pengguna lampu pijar beralih menggunakan lampu yang lain. Dalam perkembangan selanjutnya, lampu neon berhasil menggeser keberadaan lampu pijar

B.     Inovasi Lampu Tanpa Listrik
Lampu tanpa listrik adalah lampu yang dapat menyala tanpa listrik. Lampu tersebut kedepannya sangat banyak manfaatnya bagi manusia karena selain tidak menggunakan listrik juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global.

Pemanasan global di dunia mempunyai dampak yang sangat merugikan bagi manusia. Suhu rata-rata bumi meningkat mengakibatkan banyak es di kutub yang mencair mengakibatkan permukaan air laut semakin tinggi. Bila permukaan air laut semakin tinggi, maka dataran yang menjadi tempat tinggal kita akan semakin sempit karena terjadi abrasi yang disebabkan oleh meningkatnya permukaan air laut karena mencairnya es di kutub utara dan di kurub selatan.

Lampu yang dipakai di seluruh dunia sangat banyak dan sangat berpengaruh pada lingkungan karena penggunaan listriknya. Bila dapat diciptakannya lampu tanpa listrik ini, maka pengaruh dalam kehidupan manusia sangatlah banyak. Listrik yang digunakan di seluruh dunia dapat ditekan penggunaannya hingga berjuta-juta mega hertz. Lampu tanpa listrik juga bisa mengurangi pembakaran bahan bakar fosil pada generator listrik yang dapat mengakibatka polusi, pemanasan global, dan masalah lingkungan yang lain. Lampu tanpa listrik juga bermanfaat untuk orang yang bepergian yang lampunya menyala terus. Bila memakai listrik, ini akan menjadi pemborosan yang tidak perlu. Dapat diatasi dengan lampu tanpa listrik yang menyala tanpa listrik dan tidak akan mengakibatkan pemborosan listrik dan uang.

Lampu tanpa listrik tidak menghasilkan panas seperti yang dihasilkan oleh lampu-lampu lainnya. Lampu listrik hanya akan menghasilkan cahaya yang banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia. Dan juga tidak menakibatkan emisi gas karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca yang dapat mengakibatkan pemanasan suhu rata-rata di seluruh dunia. Pemanasan global akan sangat berbahaya bila sudah menyerang masyarakat dengan hawa panas seperti yang dialami di negara india dan di negara pakistan. Bencana hawa panas sangat berbahaya karena suhu udara bisa mencapat 48 derajat celsius yang dapat berdampak pada tubuh manusia dan bisa juga engakibatkan kematian bagi lansia dan anak-anak yang tidak kuat dengan suhu udara yang sangat panas. Hawa panas juga bisa menyebabkan dehidrasi yang juga bisa mengakibatkan kematian bagi manusia.

Kedepannya setelah menciptakan lampu tanpa listrik, penulis ingin memberikan sensor cahaya matahari pada lampu tanpa listrik. Sehingga, bila matahari sudah terbit dan menyinari maka lampu tanpa listrik akan mati secara otomatis. Ini sangat cocok bagi yang sedang bepergiandan  yang tidak bisa mematikan listrik dari jauh.













BAB 3
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Lampu tanpa listrik diciptakan manusia untuk mempermudah kehidupan manusia. Lampu tanpa listrk memiliki andil yang sangat besar yang dapat merubah tatanan kehidupan masyarakat dunia. Lampu tanpa listrik tidak menghasilkan panas dan hanya menghasilkan cahaya.
Lampu tanpa listrik juga memiliki pengaruh yang sangat besar pada lingkungan hidup manusia. Karena selain tidak menggunakan listrik, lampu tanpa listrik tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Sulit untuk menemukan bahan yang cocok untuk penciptaan lampu tanpa listrik. Sehingga, untuk menciptakannya membutuhkan waktu yang sedikit lama dan teknologi yang memumpuni di masa yang akan mendatang.
B.     Referensi





Udh lah ya. Ane sampe direvisi 2 kali T_T

Sekian














Socializer Widget By Blogger Yard
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →

0 komentar:

Posting Komentar